Idul Adha, 26 Oktober

Plgindah-Wp-com PAELAMBANG — Tim Hisab dan Rukyat Provinsi Sumsel menggelar rukyatul hilal di puncak Hotel Aryaduta Palembang, kemarin sore (15/10). Hasilnya, Hati Raya Idul Adha jatuh pada 26 Oktober (10 Dzulhijjah), Jumat mendatang . Menurut Jamilul Ahmadi, staf Kanwil Kemenag Sumsel yang juga anggota Tim Hisab dan Rukyat Provinsi Sumsel, hasil hisab menunjukan, ijtimak terjadi pada hari Senin (kemarin, red), pukul 12.03.56,18 GMT atau pukul 19.03.56,18 WIB

Saat itu, matahari terbenam pukul 17.52.49.13 (pukul 17, 52 menit, 49,13 detik),” ujarnya. Sementara hilal terbenam lebih dulu, yakni pukul 17.42.01,70. Nah, ketinggian hilal berada pada posisi -2 derajat 32 menit 34,59 detik di bawah ufuk. “Arah hilal mering ke Selatan,” kata Jamilul. Apa artinya? Dijelaskan Jamilul, jika mengacu pada hasil hisab tersebut, maka istikmal, bulan Zulkaidah akan genap tiga puluh hari. “1 Zulhijjah akan jatuh pada 17 Oktober mendatang,” bebernya. Dengan begitu, 10 Zulhijjah atau Hari Raya Idul Adha akan diperingati pada 26 Oktober. Di tanah suci, para jemaah haji akan wukuf di Arafah pada 25 Oktober. “Kalau melihat ini, maka ummat Islam akan merayakan Idul Adha serentak, tidak ada perbedaan hari,” tukas Jamilul.

Terpisah Kementerian Agama (Kemenag) tadi malam langsung menggelar sidang isbat penetapan 1 Dzulhijjah 1433 H. Hasilnya diputuskan 1 Dzulhijjah jatu pada Rabu (17/10) besok. Dengan demikian, Idul Adha (10 Dzulhijjah) ditetapkan jatuh pada Jumat, 26 Oktober.

Sidang isbat kali ini dipimpin oleh Wakil Menag Nasarudin Umar. Penetapan 1 Dzulhijjah jatuh pada Rabu besok diutarakan oleh anggota Badan Hisab dan Rukyat Kemenag Cecep Nurwendaya.

Dia mengatakan penetapan ini diambil karena dari hasil pemantauan hilal pada Senin petang kemarin (15/10). Cecep mengatakan, diseluruh wilayah Indonesia posisi hilal berkisar antara -4,1 derajat hingga -2,4 derajat. Tanda minus tadi menunjukkan jika hilal saat dipantau kemarin masih berada di bawah ufuk.

“Dengan demikian, hasil pemantauan kemarin hilal terwujud,” katanya. Karena saat dipantau tadi malam hilal tidak tampak , maka umur bulan Dzulkaidah digenapkan menjadi 30 hari. Cecep mengatakan bahwa kemarin adalah tanggal 29 Dzulkaidah.

“Karena hilal belum wujud (tampak) pada 29 Dzulkaidah, maka bulan Dzulkaidah digenapkan 30 hari,” kata dia. Dengan demikian 1 Dzulhijjah (bulan setelah Dzulkaidah) jatuh pada Rabu besok. Sementara Idul Adha jatuh pada 26 Oktober nanti. Masyarakat Indonesia sudah bisa menjalankan puasa sunah Arafah pada kamis 25 Oktober. Bertepatan dengan jemaah menjalankan wukuf di Padang Arafah.

Wamenag Nasarudin Umar mengatakan bersyukur karena hampir bisa dipastikan jika Idul Adha berjalan serentak. “NU dan Muhammadiyah Insya Allah sama,” katanya. Nasarudin mengatakan jika seluruh masyarakat wajib menjaga kerukunan dalam menyambut datangnya Idul Adha.

Dia mengatakan jika Idul Adha ini adalah waktunya umat Islam bersedekah protein (daging). “Jika Idul Fitri ituadalah waktunya mengelurkan karbohidrat (zakat beras),” tutup mantan Dirjen Bimas Islam Kemenag itu. Nasarudin juga mengimbau terkait etika berkurban. Dia mengatakan banyak masyarakat wajib kurban di Jakarta tetapi memilih berkurban di kampung halaman. Alasannya di kampung banyak saudara. “Secara syariat itu sah. Tetapi tetangga di Jakarta sini ‘kan banyak yang berhak menerima daging kurban juga , jadi secara etika dan sosial bisa kurbann di Jakarta,” katanya.

Dia juga berpesan kepada umat Muslim di Indonesia ketika merayakan Idul Adha nanti juga mendoakan saudaranya yang berhaji. Nasarudin mengatakan jika puncak ibadah haji atau wukuf di Padang Arafah bersamaan dengan pelaksanaan malam takbir Idul Adha. (tha/wan/ce1)

Sumatera Ekspres, Senin, 15 Oktober 2012

About Iwan Lemabang

Aku hanya manusia biasa yang tak luput dari salah dan dosa.

Posted on October 17, 2012, in Palembang and tagged . Bookmark the permalink. Leave a comment.

Leave a comment